Jadi Korban Pencabulan Ayahnya Sendiri, Remaja di Wakatobi Minta Pendampingan dari DP3A

Korban pencabulan anak di Wakatobi meminta pendampingan dari DP3A Wakatobi. dok: istimewa

CEKFAKTA.CO.ID,. WAKATOBI – Seorang remaja (16) di Kabupaten Wakatobi menjadi korban pencabulan ayahnya sendiri.

Mawar (nama samaran) minta pendampingan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Wakatobi yang ditemani oleh ibunya.

Kepala DP3A Wakatobi, La Ode Hasnun memastikan bahwa kasus tersebut akan menjadi perhatian khusus pihaknya.

“Kita akan dampingi dan mempertanyakan mengapa kasus ini belum ditindak lanjuti,” ungkapnya, belum lama ini.

Sementara itu menurut penuturan korban, kasus itu terjadi pada Agustus 2022 lalu, sekira pukul 24.00 wita, malam di dalam rumahnya, Kelurahan Tongano Barat, Kecamatan Tomia Timur.

Diceritakannya, pada malam kejadian dirinya dan pelaku berada di dalam rumah. Sedangkan ibunya saat itu tinggal dengan neneknya di kampung.

“Saya sendiri di kamar. Bapak saya saat itu di luar, sedangkan ibu tidak ada di rumah, tinggal dengan nenek saya,” ucapnya pada wartawan, pekan lalu.

Sebelum melakukan aksi bejatnya itu pelaku berinisial I sempat mengkonsumsi minuman keras (miras). Menurut ibu korban, suaminya itu gemar mabuk-mabukan.

Melihat ada ‘peluang’, terduga pelaku yang telah dikuasai miras itu mulai melancarkan aksi busuknya. Pelaku membujuk putri bungsunya itu untuk membuka pintu kamar.

Kala itu, kata korban sudah terlelap, sontak dikagetkan dengan suara ketukan pintu dari luar kamarnya, dengan suara meminta untuk dibukakan pintu.

“Tadinya saya tidak mau buka pintu. Tapi ayah saya terus meminta dibukakan (pintu) untuk tidur dengan saya di dalam kamar,” kata korban.

Namun dirinya tak curiga terhadap permintaan ayahnya itu. Hingga akhirnya mengizinkannya ayahnya untuk masuk. Ia pun kembali melanjutkan tidurnya, namun kala itu dia ditemani pelaku.

“Saat saya sudah mulai tertidur kembali. Tiba-tiba, tangan bapak saya menyentuh badan saya. Saat itu saya memohon tapi tidak dihiraukan. Saya mau teriak tapi saya takut,” ungkapnya.

Menurut ibu korban, pasca kejadian itu anaknya selalu menghindari bapaknya. Bahkan anaknya itu tidak pernah pulang ke rumah.

“Kebetulan saat kejadian saya di rumah orang tua di Desa Lagole. Saya dengar kabar bahwa anak saya tidak pernah lagi ke rumah bapaknya,” jelas ibu korban.

Kasus ini mencuat lewat sepupunya. Korban bercerita tentang kejadian malam itu. Dalam keadaan trauma, bercampur sedih, akhirnya kejadian itu diceritakannya.

“Awalnya dia tidak mau cerita. Mungkin takut dan malu,” ujar ibu korban

“Mendengar cerita itu. Saya shock. Antara marah dan tidak percaya. Seorang Ayah tega memperkosa anaknya sendiri,” sambungnya.

Meski hati pilu, bercampur marah. Ibu dua anak ini memilih melaporkan suaminya itu ke Polsek Tomia Timur.

“Untuk kali ini saya tidak maafkan. Saya ingin menuntut keadilan. Soalnya saya dengar dia (pelaku,red) sudah dibebaskan. Alasan polisi tidak cukup bukti,” sebutnya.

URL List

Komentar